Peluang Industri Fashion Muslim Batik Dalam Upaya Go International Melalui Konsep Halal Tourism
masnasih.com


PELUANG INDUSTRI FASHION MUSLIM BATIK DALAM UPAYA GO INTERNATIONAL MELALUI KONSEP HALAL TOURISM

ABSTRAK
Karya Tulis ini bertujuan untuk : (1) Memberikan wawasan  keilmuan baru dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia, (2) Mengetahui lebih jauh tentang batik, khususnya batik Pekalongan serta mengangkat  batik  sebagai warisan budaya Indonesia, (3) Memberikan acuan bagi pemerintath khususnya departemen pariwisata maupun Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, pengusaha, komunitas pecinta batik, maupun masyarakat Indonesia agara dapat mengembangkan batik dalam fashion muslim dunia.
            Karya Tulis ini menggunakan metode survei dan wawancara terhadap beberapa  pihak  yang berkaitan dengan upaya menjadikan indonesia sebagai destinasi wisata halal, antara lain ke Batik Tobal selaku Pengusaha Batik yang telah melakukan penjualan ekspor batik ke beberapa benua, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Pekalongan,Dinas Pariwisata Kota Pekalongan, Universitas-universitas yang memiliki jurusan batik, serta Komunitas pecinta Batik.
            Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Halal tourism berpotensi besar untuk  dapat mmeningkatkan penjualan busana muslim baatik Pekalongan.

Kata Kunci : Absolute Advantages, Batik.


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara yang memiliki  letak geografis yang strategis serta sumber daya yang melimpah membuat Negara ini mampu berdiri tegak dalam kancah perekonomian internasional. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia menggunakan pendapatan  nasionalnya untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya melalui berbagai sumber pendapatan, Sehingga pendapatan nasional Indonesia mencapai  angka 1.822,5 Triliun rupiah (www.kemenkeu.go.id). Salah satu sumber pendapatan Indonesia adalah melalui Ekspor, dimana ekspor tersebut merupakan salah satu instrumen dalam perhitungan neraca perdagangan. Ditahun 2016 Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,79 Milyar (Badan Pusat Statistik, diolah Kementrian Perdagangan). Hal ini  menunjukan bahwa Indonesia lebih  banyak mengekspor komoditas perdagangannya dibandingkan impor. Pendapatan ekspor per januari-november 2016 pada sektor migas yaitu sebesar US$ 11,85 Milyar,sedangkan pada sektor non migas yaitu sebesar US$ 118,80 Milyar. Berdasarkan angka tersebut diketahui perbedaan antara sektor migas dan non-migas signifikan sehingga sektor non-migas dapat dioptimalisasikan. Peran sub sektor Industri terhadap ekspor sektor non migas sebesar 77,90 % dan mampu berkontribusi 17,82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2016 (http://bisniskeuangan.kompas.com). Dalam upaya optimalisasi sektor industri, kita perlu memperhatikan sub-sektor yang menunjang besar angka PDB salah satunya adalah industri kreatif.
Perkembangan perekonomian semakin cepat seiring dengan munculnnya potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Seperti diketahui awalya kegiatan perekonomian hanya bertumpu pada perekonomian berbasis sumber daya alam, kini perekonomian dunia sudah bergeser ke perekonomian berbasis sumber daya manusia, salah satunya adalah industri kreatif.  Industri kreatif  dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian. Industri kreatif sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas  ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Kementrian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah Industri yang berasal  dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya  kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif sendiri memiliki beberapa sektor salah satunya adalah fashion seperti halnya kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, dan selama ini salah satu yang paling menonjol dalam kontribusi perekonomian adalah fashion (www.kemenperin.go.id). Pengembangan industri kreatif sekarang ini harus disinergikan dengan industri berbasis budaya. Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya akan nilai baik nilai historis maupun estetika yang mewakili karakter masyarakatnya. Dalam dunia tata busana sendiri Indonesia memiliki banyak warisan budaya ada kain tenun, kain songket, kain batik, dan lain-lain. 
Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah yang dikenal sebagai kota batik. Batik sendiri merupakan warisan budaya bagi bangsa Indonesia yang sudah mendunia sejak  di umumkannya oleh UNESCO bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia. Dalam pengembangan industri ekonomi kreatif batik memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan semakin melestarikan budaya bangsa karena itu dengan melihat prospek pasar batik yang menjanjikan, pengembangan ekonomi kreatif batik harus terus dikembangkan. Salah satunya dengan menjadikan batik sebagai fashion muslim. Pengembangan batik sendiri tidak terbatas pada fisik produk seperti corak, motif, model, tetapi juga dalam memasarkannya. Indonesia sendiri merupakan  negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan tentu hal ini sangat menguntungkan bagi pengembangan batik menjadi bagian dari fashion muslim. Namun, terlepas dari hal itu pengusaha batik tidak boleh hanya berpuas terhadap besar pasar dalam negeri tetapi juga harus meningkatkan penjualan hingga keluar negeri demi meningkatkan nilai ekspor serta mengenalkan warisan budaya Indonesia ke mancanegara.
Selain memiliki banyak warisan budaya, Indonesia juga diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Destinasi-destinasi pariwisata berupa pantai maupun pegunungan menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan asing per Januari-November 2016 mencapai 10.405.947 wisatawan, lebih tinggi 10,46 % dibanding wisatawan mancanegara pada tahun 2015 yang mencapai angka 9.420.240 orang (Ditjen Imigrasi dan BPS, diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar). Potensi wisata Indonesia sangat besar maka dapat kita manfaatkan untuk mempromosikan fashion muslim batik kita untuk wisatawan mancanegara melalui Halal Tourism karena sasaran pasar ditujukan untuk wisatawan muslim mancanegara. Indonesia berupaya untuk mewujudkan Halal Tourism bagi wisatawan muslim untuk memberikan kenyamanan dalam menikmati kuliner maupun beribadah dalam kegiatan wisata. Pada tahun 2016 Indonesia memenangi dua belas kategori dalam ajang World Halal Tourism Award di Abu Dhabi.  
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan wawasan keilmuan baru dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia. Dengan mengangkat batik sebagai variabel dalam karya tulis ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengenal lebih jauh batik khususnya batik pekalongan serta bersama mengangkat warisan budaya Indonesia. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah khususnya departemen pariwisata maupun Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, pengusaha, komunitas pecinta batik,  maupun masyarakat Indonesia agar dapat mengembangkan batik dalam fashion muslim dunia.



BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1            Batik
2.1.1  Pengertian Batik
Batik adalah bahan kain tekstil dengan pewarnaan menurut corak khas Indonesia dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang warna. Seni batik  merupakan merupakan kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber-sumber kehidupan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sejarah perjalanan batik yang cukup panjang, kini menjadikan batik tidak hanya sebagai bahan pakaian saja, tetapi telah menjadi kebutuhan rumah  tangga sehari hari dan sumber ekonomi serta kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Dewasa ini batik telah dijadikan salah satu pakaian nasional Indonesia. Bahkan batik telah menjadi ciri khas identitas bangsa Indonesia. Awalnya batik hanya dibuat dan dipakai oleh  raja-raja dan keluarganya di lingkungan keraton. Beberapa diantaranya dijadikan pakaian upacara yang penuh dengan kesakralannya. Dalam perkembangan batik, teknik membuat batik keluar dari lingkungan keraton dan mulai dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar keraton secara terbatas sesuai dengan kebutuhannya. Lama kelamaan batik tidak hanya dibuat oleh masyarakat sekitar keraton untuk kebutuhan sendiri tetapi telah menyebar dan dijadikan mata dagangan yang bermuara pada peningkatan kegiatan dan ekonomi keluarga (Asa, 2005,).
Batik secara terminologi adalah seni rintang warna yang meliputi proses pemalaman (lilin) , pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan  (pemanasan) hingga menghasilkan motif yang halus dimana proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. (Afif Syakur, 2008, 271).


2.1.2  Batik Pekalongan
Pada tahun 2009,berkat kerjasama pemerintah dengan salah satu lembaga PBB yang menangani Budaya yaitu UNESCO, Batik  telah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya asli dari Indonesia yang diakui dunia. Berdasarkan Peraturan Daerah no.5 tahun 1982, Batik menjadi identitas utama bagi pekalongan karena batik telah melekat dengan roda kehidupan sebagian besar masyarakat pekalongan (http://pekalongankota.go.id/CreativeCity/) .
Dari segi historis, batik pekalongan berasal dari bangsawan yang meninggalkan keraton yogyakarta dan ada yang menetap di pekalongan. Bangsawan yang menetap mulai memproduksi kain batik dengan inovasi yaitu warna cerah dan motif yang diambil dipengaruhi oleh lingkungan sekitar pekalongan. Memang sendiri tidak murni berasal dari pekalongan namun ciri khas yang dimiliki serta geliat perkembangan batik pekalongan lah yang menjadi sebuah karakter tersendiri.
Dilihat dari segi motif, berikut adalah beberapa motif batik khas pekalongan :
1)      Ornamen Alam
Gambar yang terbentuk diatas kain batik pekalongan biasanya berbentuk tumbuhan dan burung garuda namun tidak ada cecek sawut atau cecek gori. Pengisian motif berupa cecek garis-garis atau cecek pitu.
2)      Jlamprang
Yaitu motif batik berbentuk geometris. Motif ini dipengaruhi syair agama islam yang menghindari ornamen berbentuk makhluk hidup.
3)      Liong
Motif batik ini menonjolkan karakter yang mirip burung Phoenix yaitu burung yang bulu sayap, kepala, dan ekornya bergelombang serta ornament naga berkaki sebagai pengaruh dari kebudayaan china.
4)      Motif dengan warna cerah
Kain batik pekalongan memiliki warna-warna cerah. Warna-warna yang mendominasi biasanya adalah merah, kuning cerah, biru muda, violet dan jingga terutama yang diproduksi di daerah pesisir pekalongan (http://busanamuslimodis.com).

2. 2            Fashion Muslim
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki batasan aurat masing-masing yang harus dijaga. Tujuannya bukan hanya untuk menutupi malu bekas luka dan lain lain tetapi agar kita bisa menutupi  sesuatu yang paling berharga dan terhormat dalam tubuh kita. Bagi laki-laki mereka memiliki kewajiban untuk menutup mulai dari pusar sampai lutut selain itu boleh diperlihatkan. Rosulullah SAW. Bersabda “Rosulullah SAW lewat di depan Ma’mar. Kedua pahanya terbuka, maka sabdanya : Hai Ma’mar! Tutuplah kedua pahamu karena paha itu aurat”. (HR.Ahmad, Bukhori, dan Hakim dari Muhammad bin Jahsy).

2. 3            Manajemen Pemasaran
2.3.1       Perdagangan Internasional
Berkaitan dengan perdagangan internasional digunakan teori keunggulan absolut (absolute advantages) yang dikembangkan oleh Adam Smith dan teori keunggulan komparatif (Komparatif Advantages) yang dikembangkan David Richardo menurut Adam Smith, perdagangan akan meningkatkan kemakmuran apabila dilakukan melalui mekanisme perdangangan bebas. Dengan mekanisme perdagangan bebas, para pelaku ekonomi akan terarahkan melakukan spesialisasi untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik. Spesialisasi tersebut harus berdasarkan keunggulan absolut, yaitu dengan melihat kemampuan produksi dengan biaya lebih rendah. David Richardo  dengan prinsip keunggulan komparatif mengatakan bahwa setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang yang biayanya relatif rendah. Sebaliknya, setiap negara akan mengimpor barang yang biaya produksinya relatif tinggi.  (Samuelson Paul A: 1991 : 395)
Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)             Perdagangan Internasional/antarnegara tidak berbeda dan hanya merupakan kelanjutan dari perdagangan antar daerah. Perbedaan  pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah, Ohlin melepas akan anggapan (yang berasal dari teori klasik) bahwa  dalam  perdagangan  internasional, ongkos transport dapat diabaikan. (www.bi.go.id)
2)             Barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidak didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan (natural and acquired advantages dari Adam Smith), tetapi atas dasar proporsi serta intensitas factor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.

2.3.2      Kebijakan Promosi Ekspor
Promosi Ekspor merupakan salah satu alternative untuk mengatasi jenuhnya pasar domestic sebab pasar luar negeri  jauh  lebih besar dari pada pasar domestik. Kebijakan PE  umumunya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI (Subtitusi Impor), tetapi ada  juga yang melakukan secara bersamaan. Kebijakan PE merupakan kebijakan di bidang industri yang mengutamakan pengembangan jenis-jenis industry yang menghasilkan produk-produk untuk eskpor.
Ada empat faktor yang menjelaskan bahwa kebijakan promosi ekspor mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI, yaitu sebagai berikut :
1)             Kaitan sektor pertanian dengan sektor industry, misalnya agroindustri yang berkembang karena orientasi pada bahan baku pertanian. Dengan adanya kaitan ini, permintaan sektor industri terhadap sektor pertanian tetap dapat dipertahankan
2)             Skala ekonomi (Economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor yang skalanya cukup besar sehingga dapat diproduksi secara manufaktur/masal
3)             Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan  pada pasar dunia. Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi.

2.3.3      Pariwisata sebagai mesin ekonomi penghasil devisa
Keuntungan yang paling jelas akibat adanya pariwisata adalah sumbangannya terhadap neraca pembayaran dalam mendatangkan devisa, terciptanya kesempatan kerja, dan terhadap sektor-sektor lain (melalui dampak tidak langsung), serta adanya kemungkinan bagi masyarakat untuk meningkatkan  pendapatan dan standard hidup  mereka.
Sapta  mengemukakan  bahwa pariwisata sering dipersepsikan sebagai mesin ekonomi penghasil devisa bagi pembangunan  ekonomi di suatu Negara, tidak terkecuali di Indonesia. Sekalipun demikian, pada prinsipnya, pariwisata memiliki spectrum fundamental pembangunan yang lebih luas bagi suatu Negara. (Sapta Nirwandar : 2006 : 224)



2. 4            Pariwisata Halal / Halal Tourism
Pariwisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam. Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya Hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.
Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun adzan jika telah memasuki waktu sholat selain tentunya tidak adanya makanan atau minuman yang mengandung alkohol dan adanya hiburan Islami selama perjalanan (Trigandi Imamudin, Wawancara, Dinas pariwisata kota Pekalongan, 2017)




BAB III
METODE  PENELITIAN

3. 1            Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan januari 2016. Bertempat di Kota Pekalongan khususnya di Batik  Tobal DISPERINDAGKOP dan Fakultas Teknik Batik Universitas Pekalongan untuk mengetahui dan menganalisis peluang maupun tantangan batik sebagai bagian dari upaya memajukan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia.
3. 2            Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian ini  menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat  pengumpulan data pokok (Singarimbun, 1989).
3. 3            Sumber Data
3.3.1                Data Primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data-data dari hasil wawancara pada pengusaha batik yang telah mengekspor produknya ke luar negeri, komunitas pecinta batik, disperindagkop. yaitu yang berupa kata-kata, ucapan, tindakan yang dapat memberikan informasi yg berkaitan dengan fokus karya tulis ini.
3.3.2                Data Sekunder
Data yang dimaksud disini adalah segala data yang secara tidak langsung berhubungan dengan persoalan fokus karya tulis, misalnya berupa buku-buku, data statistik perindustrian Pekalongan.
3. 4            Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dianggap relevan dengan fokus karya tulis ini.
3. 4.1          Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pengelola Batik Tobal dalam hal ini tentang pengelolaan perusahaan, pemasaran produk, strategi yang digunakan supaya bisa memasarkan produk skala internasional. Dengan metode wawancara ini akan didapatkan data yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. 4.2          Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat dan mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek dan fokus karya tulis.



BAB IV
PEMBAHASAN
4.1              Data dan Profil Objek Penelitian
4.1.1                  Kota Pekalongan
Pekalongan merupakan kota yang terletak di Jawa tengah tepatnya diantara kabupaten Batang dan kabupaten Pemalang. Jumlah populasi masyarakat Pekalongan sebesar 285,098 penduduk dan terus meningkat. Sebagian besar penduduk kota pekalongan masih dalam usia produktif. Oleh sebab itu Pekalongan memiliki keunggulan dalam memaksimalkan produksi lokal.
Pekalongan selama ini dikenal sebagai Kota Religius, hal ini juga dimuat dalam Visi Pemerintah Kota Pekalongan: Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas.
Sebagai bentuk dukungan dan realisasi atas visi tersebut maka setiap pengembangan seni budaya dan pariwisata selalu memperhatikan aspek-aspek religiusitas. Saat ini di Kota Pekalongan sudah ada 2 (dua) Hotel yang mengusung konsep Syariah; yaitu Hotel Syariah (Non Bintang) di Jalan Gajah Mada serta Hotel Namira Syariah (Hotel Bintang 3) di Jalan dr. Cipto Mangunkusumo.
Dalam sektor ekonomi, mesin penggerak kehidupan masyarakat kota Pekalongan adalah di bidang Industri. Khususnya industri kreatif meliputi seni, kerajinan, dan budaya batik. Dapat dibuktikan berdasarkan data yang dimiliki pemerintah  kota Pekalongan
Tabel 1: Numbers of Workers per Sex and Field of Work in Pekalongan City, 2011.
Occupation
Sex
Total
Male
Female
1. Agriculture
538
41
579
2. Mining
0
0
0
3.Industry (majority batik)
5.895
5.250
11.145
4. Electrical
42
12
54
5. Construction
111
5
116
6. Business and Trade
981
650
1.631
7. Transport
565
40
605
8. Finance
817
351
1.168
9. Other Services
301
427
728
Sumber: http://pekalongankota.go.id

Pertumbuhan ekonomi kota Pekalongan konsisten meningkat, di tahun 2009 pertumbuhan mencapai 4,78%, 2010 mencapai 5,51%, dan tahun 2011 mencapai 5,45%. Dalam pencapaian angka tersebut, batik paling banyak berkontribusi dalam peningkatan angka pertumbuhan ekonomi kota Pekalongan.
 Wisata kota pekalongan juga tidak terlepas dari geliat Industri kreatifnya. Berikut adalah wisata yang ditawarkan oleh kota Pekalongan
Tabel 2: Wisata Kota Pekalongan
Wisata Alam
Wisata Budaya
Wisata Buatan
Wisata Minat Khusus
Wisata Belanja
Wisata Kuliner
Pantai Pasir Kencana
Kawasan Budaya Jetayu
Museum Batik
Wisata Belajar Membatik
Pasar Grosir Batik Setono
Soto Tauto Pekalongan
 Pantai Slamaran
Kampung Arab
Graha Tosan Aji/ Museum Keris
Wisata Belajar Membuat Canting
Pusat Kerajinan Ridaka
Garang Asem
Wisata Bahari PPNP
Kawasan Kota Tua/ Pecinan
Dupan Water Park
Wisata Memancing
Kampung ATBM Batik Medono
Megono
Pusat Informasi Mangrove
Wisata Religi Sapuro dan Khaul Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Attas
Dreams Big Park
Melihat Proses Pembuatan Kapal
Kampung Batik Kauman
Pindang Tetel

Wisata Heritage/ Bangunan Cagar Budaya
Dupan Water Park
Borobudur Cinema
Kampung Batik Pesindon
Nasi Kebuli

Tradisi Syawalan/ Lopis Raksasa

Spa
Pasar Banjarsari
Nasi Uwet

Tradisi Sedekah Laut Nyadran

Karaoke
Goedang Kaos Pekalongan
Kopi Tahlil

Tradisi Sedekah Laut Pek Cun





Festival Kostum Karnaval Batik




Sumber: Dinas Pariwisata Kota Pekalongan, dengan sedikit perubahan.
Tabel 3: Jumlah wisatawan di Kota Pekalongan
BULAN
Pantai Slamaran
Pantai Pasir Kencana
Museum Batik Nasional
Wisata Bahari PPNP
PIM Kota Pekalongan
Jumlah Total
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
JAN
0
             785
0
19.581
              40
         1.566
0
       11.923
0
         1.991
            40
     35.846
PEB
0
             449
0
8.709
              13
         1.772
0
         9.136
0
         1.458
            13
     21.524
MAR
0
             557
0
10.774
28
  2.530
0
10.218
0
      1.242
            28
    25.321
APRIL
0
         542
0
10.206
17
  2.187
0
  9.444
0
     1.238
        17
 23.617
MEI
0
             684
0
10.685
26
         2.920
0
       12.993
0
            598
            26
     27.880
JUNI
0
             375
0
2.418
12
            820
0
            437
0
              95
            12
       4.145
JULI
0
             964
0
10.418
28
         1.826
0
       14.738
0
         1.136
            28
     29.082
AGUST
0
             627
0
5.424
49
         1.336
0
         9.368
0
            247
            49
     17.002
SEPT
0
             605
0
5.161
10
         1.963
0
         9.284
0
            245
            10
     17.258
OKT
0
             607
0
7.767
5
         1.421
0
         7.537
0
              29
              5
     17.361
NOP
0
             570
0
8.005
16
         1.684
0
            672
0
              74
            16
     11.005
DES
0
561
0
9.909
12
         1.809
0
            385
0
              86
            12
     12.750
JML
0
7.326
0
109.057
256
21.834
0
96.135
0
         8.439
          256
   242.791
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Pekalongan
4.1.2        Tobal Batik Pekalongan
Penelitian ini memilih tobal batik sebagai acuan dalam pencarian informasi dalam usaha industri batik untuk memasarkan produk keluar negeri. Disebabkan pengalaman Tobal batik yang sukses melakukan kegiatan ekspor di tahun 1996-2007. 
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 16 Januari  2017 dengan Tobal Batik Pekalongan dapat diketahui bahwa Tobal Batik didirikan oleh Ibu Fathiyah ditahun 1971. Pada saat itu beliau merintis usaha batik yang konsisten dengan mengutamakan kualitas hingga pada tahun 1996 – 2007 beliau melakukan ekspor batik ke Benua  Australia, Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Malaysia sampai  pada tahun 2007 sedikit demi sedikit penjualan berkurang dan pada akhirnya menghentikan kegiatan ekspor.
Menurut penuturan bu Rini sekretaris dari pemilik Tobal Batik yaitu ibu Fathiyah salah satu penyebab yang menyebabkan menurunnya angka penjualan Tobal Batik yaitu karena sales andalannya sakit dan tidak  bisa lagi bekerja di Tobal Batik.  Dari segi  penjualan, Tobal Batik lebih banyak mendapat konsumen dari kalangan etnis chinese maka desain batik Tobal lebih banyak ditujukan bagi kalangan nonmuslim. Ciri khas dari batik Tobal sendiri yaitu semi kontemporer, karena permintaan luar negeri tidak bisa memproduksi batik-batik pakem. Sayangnya, batik Tobal kurang mengupayakaan untuk memasarkan batik muslim karena pesaing di kota Pekalongan sudah banyak pengrajin batik muslim sehingga batik muslim Tobal kurang diminati di pasaran.

4.2              Analis Karya Tulis
Berdasarkan Informasi yang didapat dari wawancara dengan ibu Rini, diketahui bahwa saat ini batik (Tulis, Cap, Kombinasi) menjadi menurun penjualannya karena terdapat kain print motif batik (lebih dikenal sebagai batik printing) yang harganya lebih terjangkau. Seperti yang kita ketahui bahwa batik yang diakui oleh UNESCO adalah seni rintang warna yang meliputi proses pemalaman (lilin) , pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan) hingga menghasilkan motif yang halus dimana proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa batik print bukanlah batik melainkan hanya kain print bermotif batik.
Dari segi Model, Batik Pekalongan memiliki fleksibilitas untuk model pakaian. Pakaian dapat buat sepenuhnya dengan kain batik atau dikombinasikan dengan kain non-motif. Untuk pakaian muslim Batik dapat di buat Kemeja lengan panjang, Rok Panjang, Kerudung atau Gamis. Dan model pakaian muslim laki-laki yaitu Kemeja dan celana panjang. Hal ini sesuai dengan apa yang telah disyariatkan islam.
Menurut hasil responden menyatakan bahwa ekspor dilakukan melalui promosi perusahaan dengan membangun kerjasama melalui DISPERINDAKOP, Universitas yang membuka fakultas batik  dan Dinas Pariwisata kota Pekalongan. Harapannya ketika wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia dan ingin mencari tahu tentang batik Pekalongan maka pihak-pihak tersebut dapat merekomendasikan Tobal Batik sebagai salah satu destinasi edukatif bagi wisatawan untuk mengenal batik Pekalongan. Dari data tersebut diketahui bahwa salah satu promosi yang dilakukan oleh Tobal Batik untuk mengekspansi maupun mengenalkan batiknya kepada masyarakat internasional yaitu melalui kegiatan tourism. Sasarannya adalah turis mancanegara yang dapat membawa batik serta memperkenalkan batik ke negara asalnya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi batik muslim yang ada di Pekalongan. Seiring meningkatnya jumlah masyarakat muslim dunia  maka fashion muslim pun terus mengalami peningkatan baik dari segi penjualan maupun model. Untuk dapat menarik wisatawan muslim mancanegara maka Indonesia perlu menerapkan konsep halal tourism agar dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan muslim mancanegara. Aksi ini dapat membuka peluang bagi pengusaha maupun pemerintah untuk memperkenalkan batik khususnya pakaian batik muslim dari Pekalongan.
Bahan dasar yang banyak digunaakan dalam pembuatan batik adalah kain mori, sayangnya kain mori untuk batik pekalongan seluruhnya masih import atau didatangkan dari daerah lain. Hal ini tentu menambah biaya produksi dari batik. Pembuatan kain batik yang melewati banyak tahapan ditambah dengan penjagaan kualitas batik secara otomatis menjadikan harga jual dari batik cukup tinggi. Sehingga penjualan batik ke luar negeri sesuai dengan teori keunggulan absolut (Absolute Advantage) yang dikembangkan oleh Adam Smith. Saat ini Indonesia telah melindungi Batik sebagai warisan budaya asli Indonesia dan itu melindungi batik dari Claim atau pengakuan palsu dari negara lain.



BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Mengacu pada analisis dan data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa promosi yang dilakukan oleh pengusaha batik Pekalongan untuk bisa memasarkan produknya keluar negeri adalah melalui promosi kunjungan wisata yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara ke kota Pekalongan. Melalui wisatawan mancanegara yang berwisata sembari mencari tahu tentang batik, pengusaha batik Pekalongan dalam mempromosikan produknya sehingga dapat diperkenalkan oleh wisatawan asing ke Negara asalnya. Hal itu dapat diimplementasikan juga untuk produk pakaian muslim batik melalui konsep halal tourism yang diharapkan mampu menarik wisatawan asing beragama islam.   

5.2       Saran
1.      Untuk Pemerintah kota Pekalongan, diharapkan dapat benar-benar melindungi tidaka hanya dari ancaman luar negeri tetapi juga dari Kain print motif batik yang menekan angka penjualan kain batik asli. Selain itu perlu adanya evaluasi terhadap kegiatan maupun kebijakan yang diterapkan bagi para pengusaha batik agar menjadi acuan dalam pengambilan keputusan di masa mendatang. Bagi pengusaha batik, kebijakan dalam pemberian label pada batik (batik cap, batik tulis, batik kombinasi) dianggap kurang tepat karena dalam satu perusahaan dapat memproduksi 3 jenis batik tersebut.
2.      Bagi Pengusaha batik Pekalongan, diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan mutu produk atau pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Konsisten menjaga mutu kain Batik Melalui pelayanan prima dan giat promosi yang baik tentu akan mendatangkan profit perusahaan dan geliat penjualan batik Pekalongan.
Bagi Pembaca : diharapkan masyarakat turut meningkatkan penjualan batik asli pekalongan dengan membeli batik dan tidak membeli kain print motif batik. Masyarakat ikut serta dalam mengembangkan potensi batik di Pekalongan agar batik pekalongan menjadi menarik di kalangan wisatawan. Dapat mengambil manfaat setelah membaca karya tulis ini, dapat dijadikan pedoman apabila sudah memulai berbisnis.


Disusun Oleh : 1.      Ratih Budiaryati 2.      Siti Maesaroh 3.      Nihayatul Ulya

Baca Artikel Bisnis Lainnya.