Peningkatan Mutu Pendidikan
masnasih.com - Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani pendidikan dan berusaha terus untuk peningkatan mutu pendidikan, sebab dengan sitem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu mengadakan perubahan kearah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pemberlakuan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Otonomi Daerah mengingatkan kemungkinan-kemungkinan pengembangan suatu wilayah dalam suasana kondusif dan dalam wawasan yang demokratis, termasuk pula didalamnya kemungkinan pengelolaan dan pengembangan bidang pendidikan. Pemberlakuan undang-undang tersebut menuntut adanya perubahan pengelolaan Pendidikan dari yang bersifat sentralistik kepada lebih bersifat desentralistik.[1]

Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya perubahan dalam sistem evaluasi yang bukan saja mengemban pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan pemberdayaan terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pengurusan dan pembinaan pendidikan dilakukan baik ditingkat satuan pendidikan maupun birokrasi pengelolaan. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar dan arah pengembangan, sekaligus membangun system pengendalian mutu pendidikan melalui empat program yang terintegerasi yaitu standardisasi, evaluasi, akredirtasi dan sertifikasi. Standardisasi pendidikan haruslah dimaknai sebagai upaya penyamaan arah pendidikan secara nasional yang memiliki keluasan dan sekaligus keluwesan dalam implementasinya.[2]

Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan membentuk negara kesatuan Republik Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat survive di dalam berbagai menghadapi kesulitan. Berdasarkan undang-undang system pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta evaluasi dan efisiensi manajemen penengan tuntutan pedidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkeseimbangan.[3]

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang notabene mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam, seharusnya pendidikan agama Islam (PAI) mendasari pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi primadona bagi masyarakat, orang tua, dan peserta didik. PAI juga seharusnya mendapat waktu yang proporsional, tidak saja di madrasah atau di sekolah-sekolah yang bernuansa Islam, tetepi di sekolah-sekolah umum. Demikian halnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, PAI harus dijadikan tolok ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (nation character building).[4]

Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran khususnya pembaharuan di bidang pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar, terencana dalam menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran. Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.[5]

Pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah tidak hanya berwawasan teknologi atau atas dasar kemampuan menjalanka tugas tertentu seperti pandai sholat, pandai menyebut rukun iman, rukun Islam, hafal do’a dan dzikir, tetapi harus lebih jauh sampai menjangkau wawasan humanistik yakni penghayatan makna atau nilai dari ajaran agama. Kekurangan yang terjadi selama ini di dunia pendidikan agama tidak saja segi kuantitas tetapi menyangkut proses yang menghantarkan kepada lemahnya segi kualitas pendidikan agama tersebut. [6]

Banyak kalangan siswa yang mempunyai anggapan, bahwa pelajaran Pendidikan Agama adalah pelajaran refreshing, sampingan dan tidak membutuhkan energi khusus untuk mengkajinya. Pandangan ini pada gilirannya, dapat diduga akan melahirkan sejumlah konsekuensi negative siswa dalam memposisikan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasar jenis materinya, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam termasuk mata pelajaran yang bersifat teoritis praktis, dengan tekanan utama penyerapan siswa terhadap nilai-nilai mulia untuk diterapkan dalam sikap, ucap dan tidak sehari-hari.[7]

MTs IN Banyurip Ageng merupakan madrasah tsanawiyah yang berbasis Islam, dimana siswa-siswinya bervariasi sifat dan karakternya. Selain itu siswa-siswinya juga berasal dari latar belakang yang bermacam-macam, seperti haslnya siswa yang berasal dari sekolah dasar negeri yang masih minim akan pengetahuan agama Islamnya. Untuk itu, mutu pendidikan agama Islam perlu ditingkatkan. Namun kelemahan materi pendidikan agama Islam, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minimnya dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam member motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua.[8]

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.” dengan alasan sebagai berikut :

  1. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah , cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama.
  2. Pendidikan agama Islam masih belum mendapat tempat dan waktu yang proporsional dan kurang mendapat perhatian.
  3. Upaya peningkatan mutu pendidikan agama Islam dapat menjadikan siswa lebih mengerti tentang agama dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng ?
  2. Bagaimana mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng ?
  3. Bagaimana upaya peningkatan muru pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng?

Definisi Istilah

Istilah-istilah yang dianggap penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal, ikhtiar.
  2. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya).
  3. Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki kekurangan yang dihasilkan. 
  4. Pendidikan (Pendidikan Agama Islam) adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[9] 
Setelah mengetahui batasan-batasan istilah diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di MTs. IN Banyurip Ageng” adalah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah khususnya guru agama untuk meningkatkan pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan Penelitian


  1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.
  2. Untuk mendeskripsikan mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.
  3. Untuk mengeksplorasi upaya peningkatan mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.

Kegunaan Penelitian


  1. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada guru agama khususnya agar lebih meningkatkan mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.
  2. Menambah informasi tentang upaya yang dilakukan oleh madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.
  3. Memberikan wacana baru bahwa pendidikan itu sangat penting bagi peserta didik dan sangat berperan dalam pembentukan akhlak peserta didik.

Tinjauan Pustaka

Analisis Teori

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu pendidikan yang dimaksudkan disini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Mutu pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal, maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya, memuaskan kebutuhan yang diharapkan, atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output pendidikan.[10]

Mutu pendidikan harus diupayakan untuk mencapai kemajuan yang dilandasi oleh suatu perubahan terencana. Menurut Sagala peningkatan mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi, yaitu:

  1. peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademis, untuk member dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman.
  2. Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup esensial, yang dicakupi oleh pendidikan yang berlandasan luas, nyata, dan bermakna.[11]

Menurut A.R. Tilaar, dalam bukunya “Paradigma Baru Pendidikan Nasional” bahwa peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat, bukan hanya guru, kepala sekolah, karyawan, siswa maupun orang tua, tetapi partisipasi masyarakat juga sangat penting. Prinsip partisipasi masyarakat adalah keikhlasan yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab moral dan menyebarluaskan syiar Islam.[12]

Cara untuk meningkatkan mutu pendidikan agama di sekolah-sekolah menurut Hasan Langgulung dalam bukunya “Beberapa pemikiran tentang Pendidikan Islam” yaitu dengan melalui seperti biasanya digunakan dalam perkembangan kurikulum. Pertama, menentukan tujuan yang jelas dalam berbagai tahap, tujuan akhir, umum, dan khusus. Kedua, silabus sasaran supaya disesuaikan dengan tugas-tugas dan keperluan-keperluan perkembangan murid-murid pada masa remaja. Ketiga, menaruh perhatian pada segi afektif dan behavioral dari pada agama, jangan segi kognitifnya saja. Keempat, penilaianpun harus member ruang segi afektif dan behavioral sesuai dengan tujuan yang telah dinyatakan. Sebab penilaian hanya berhasil kalau ia memenuhi dua fungsi, yaitu sebagai pengertian dan sebagai peneguhan. Kedua-duanya sangat relevant dengan aspek-aspek afektif dan behavioral pada pengajaran agama.[13]

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan Peraturan RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, peraturan ini merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Peraturan pemerintah tersebut berbunyi:

  1. Proses pembelajaran pada satu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berprestasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik,
  2. Dalam proses pembelajaran pendidik dituntut dapat memberikan keteladanan (sebagai panutan, contoh yang baik bagi siswa),
  3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajan, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang aktif dan dinamis.[14]

Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan penting bagi peserta didik. Dengan adanya Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat menumbuhkan keimanan terhadap Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu mutu atau kualitas pendidikan agama islam harus lebih ditekankan dan ditingkatkan lagi.

Penelitian Relevan

Skripsi yang ditulis oleh Charisma Indriyanti (2021110002), yang berjudul “Upaya Guru PAI SMP Negeri 1 Kandeman Batang dalam Membina Moral Siswa.” Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan.

Skripsi yang ditulis Khabibah, yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di SMP Islam Subhanah Subah Batang.” Metode penelitian yang digunakan adalah dengan penedekatan kualitatif dan jenis penelitian yang diguanakn adalah penelitian lapangan.

Skripsi yang ditulis oleh Hidayati Hasina (2021112271), yang berjudul “Penerapan Sistem Full Day School dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Muhammadiyah Batang.”

Kerangka Berpikir

Dari analisis teori tersebut, dapat dibuat kerangka berpikir bahwa untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya kepala sekolah, guru, staf, dewan sekolah, dan masyarakat, karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja.

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang diperoleh dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Dengan tujuan untuk menumbuhkan keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah SWT serta penanaman nilai-nilai keagamaan, berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik di sekoalah maupun di luar sekolah. Namun Pendidikan Agama Islam di sekolah menghadapi beberapa kendala, seperti kurangnya waktu yang proporsional, materi yang lebih menenkankan pad aspek kognitif saja, kurangnya profesionalisme seorang guru agama dalam memotivasi peserta didik, kurangnya sumber daya guru agama, serta rendahnya peran masyarakat atau orang tua peserta didik.

Karena Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah belum sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka dengan demikian perlu kita sadari bahwa peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di sekolah perlu dilakukan. Guna menciptakan generasi-generasi muda yang beriman dan berkualitas.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

  1. Pendekatan Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yang dimaksud adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya.[15] Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati atau diteliti agar mudah dipahami.[16] Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.[17]
  2. Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang dilakukan dalam proposal ini adalah jenis penelitian lapangan. Yaitu penelitian yang dilakukan langsung ke lokasi penelitian. Dimana peneliti terjun langsung kelapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.[18]

Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini hanya satu variable yaitu peningkatan mutu pendidikan.

Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang menjadi bahan masukan dalam penelitian ini yaitu:

  1. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber utama. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru agama MTs IN Banyurip Ageng, serta pihak-pihak yang terkait.
  2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber pendukung. Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berhubungan dengan judul proposal ini.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis terjun langsung ke tempat penelitian untuk mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang relevan antara lain :

  1. Metode Observasi : Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan mengamati atau mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati, maupun alam.[19] Metode ini digunakan untu memperoleh data yang berkenaan dengan gambaran umum MTs IN Banyurip Ageng. Tentang letak dan keadaan gedung sekolah, sarana prasarana yang dimiliki. Adapun pengamatan yang ditujukan kepada pihak sekolah yaitu untuk memperoleh data tentang upaya peningkatan mutu pendidikan.
  2. Metode Interview (wawancara) : Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, wawancara merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung antara orang yang bertugas mengumpulkan data dengan orang yang menjadi sumber data atau obyek penelitian.[20] Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah, guru dan pihak lain seperti, pelaksanaan pendidikan agama Islam, pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan lain-lainnya. Instrument yang digunakan adalah daftar pertanyaan.
  3. Metode Dokumentasi : Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencarai data tentang hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.[21] Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah siswa, keadaan sarana dan prasarana, serta sejarah berdirinya MTs IN Banyurip Ageng.
  4. Metode Analisis Data : Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kualitatif, maka metode analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data tersebut adalah menggunakan teknik analisis data kulitatif dengan memakai proses berpikir secara induktif. Berpikir induktif merupakan proses logika yang berangkat dari data empiric menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induktif adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian hubungan atau generalisasi.[22]

Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang inti permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut, skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yang masing-masing terbagi menjadi beberapa sub bab, namun sebelum memasuki bab pertama, didahului dengan halaman sampul, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, baru memasuki bab pertama.

Bab I pendahuluan, membahas tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.

Bab II teori Upaya Peningkatkan Mutu Pendidikan di MTs In Banyurip Ageng, membahas tentang: penegrtian guru, penegrtian upaya guru, pengertian pendidikan, pengertian tentang mutu pendidikan, peningkatan mutu pendidikan.

Bab III hasil penelitian Upaya Peningkatkan Mutu Pendidikan di MTs In Banyurip Ageng. Dalam bab ini akan diuraikan dalam tiga sub bab. Pertama yaitu tentang pelaksanaan pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng, kedua tentang mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng, ketiga tentang upaya peningkatan mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng.

Bab IV Analisis Upaya Peningkatkan Mutu Pendidikan di MTs In Banyurip Ageng yang pertama berisi tentang analisis pelaksanaan pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng, kedua tentang analisis mutu pendidikan di MTs IN Banyurip Ageng, ketiga tentang analisis tentang upaya peningkatan mutu pendidikan di MTs In Banyurip Ageng.

Bab V penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Implementasi Manajemen

Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Khabibah. 2017. Skripsi: Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru di SMP Islam Subhanah Subah Batang. Pekalongan:

Jurusan S-1 Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Pekalongan.

Langgulung, Hasan. 1995. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung:

PT Al Ma’arif.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moh Saifulloh, dkk, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah, Jurnal Sosial

Humaniora Vol 5 No.2, November 2012.

Qowaid dkk. 2007. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP). Jakarta:

PT Pena Citasatria.

Saebani, Beni Ahmad dan Nurjaman, Kadar. Manajemen Penelitian. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Tilaar A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Reneka Cipta.

Utawan, Heru. 2014. Skripsi: Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Agama Islam Kelas VII di SMPN 1 Ngantru Tulungagung. Tulungagung:

IAIN Tulungagung.

Disusun Oleh : Sofwatil Maula

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan

Demikian Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di MTs In Banyurip Ageng. Semoga Bermanfaat.

Baca Artikel Pendidikan Lainnya.