never comfort zone

masnasih.com - Setiap orang menginginkan sebuah kehidupan yang idealis, yaitu kehidupan yang sesuai dengan apa yang ada dipikirannya dan apa yang diharapkannya. Namun ternyata idealisme ini adalah impian yang tak pernah bisa ditemukan di dunia ini.

Setiap sesuatu yang ada di dunia pasti ada kekurangannya, begitu pula apa yang kita bayangkan walaupun terlihat sempurna namun tetap ada kekurangannya. Imbuh Jumali mengatakan dunia itu adalah selamat dan celaka, ketika kita ingin mendapatkan sesuatu pasti harus ada yang celaka.

Ia juga mengatakan, dunia itu terbatas oleh karena itu ketika ada yang mendapatkan pasti harus ada yang tidak kebagian, misalnya kita bisa mendapatkan jabatan sebagai pejabat negara katakannya presiden, berarti orang lain tidak bisa mendapatkan jabatan yang sama dalam satu waktu.

Nurudin Zen juga mengatakan ada satu hal yang dicari oleh banyak orang di dunia ini namun mereka tak pernah mendapatkannya yaitu kehidupan yang enak. Ia menambahkan kita tak akan pernah mendapatkan kehidupan yang enak di dunia ini, karena kehidupan yang idealis hanya ada di surga.

Ia mencontohkan seorang pejabat negara yang terlihat enak kehidupannya, ketika di pengajian dihormati, mendapatkan sajian makanan yang spesial, tapi semua itu perlu adanya pengorbanan yang banyak ketika ia ingin mendapatkan jabatan tersebut, harus sekolah, dan melalui proses yang panjang dan tidak mengenakkan.

Ia juga mencontohkan menjadi kyai juga terlihat enak, dihormati, banyak orang yang suka dsb. Tapi ternyata apa yang kita bayangkan tidak seenak itu, seorang kyai muballigh harus menyiapkan materi yang akan disampaikan, bahkan tidurnya menjadi kurang.

Inilah contoh sederhana kehidupan dunia yang tak pernah idealis seperti yang selalu kita bayangkan. Imbuh jumali mengatakan dunia itu apa yang kita bayangkan lebih indah daripada apa yang sebenarnya, sedangkan akhirat (surga) adalah apa yang sebenarnya lebih indah daripada apa yang kita bayangkan.

Jadi di dunia, bayangan itu paling indah, khayalan kita lebih indah dari pada apa yang terjadi sebenarnya. Imbuh jumali mencontohkan ketika kita melihat orang kaya yang mempunyai banyak rumah dan mobil dalam bayangan kita ia hidupnya enak, tetapi kita tidak tahu,bisa jadi yang sebenarnya utangnya lebih banyak dari harta yang dimilikinya.

Baca Juga : La Tahzan jangan bersedih