masnasih.com - Burung-burung bercengkerama di atas genteng rumah bercuit saling bersautan. Pagi ini terasa begitu indah. Udara segar yang berhembus juga semakin memperindah suasana. Aku menarik napas dalam-dalam dan sungguh nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan. Kesegaran udara pagi sepertinya memang membawa seribu obat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, pikiranku mulai melayang membayangkan nikmat-nikmat yang terlintas dipikiran.

Semenjak aku terbangun malam tadi, rasanya seperti ada sesuatu yang harus kulakukan. Kebiasaanku memang seperti itu, aku selalu mendapatkan ide dari mimpi-mimpi indahku. Hal itulah yang seringkali membuat moodku membaik dan semangatpun tumbuh membara. Ada dua ide bisnis yang kudapatkan dari mimpiku. Yang pertama adalah aku harus menjual beberapa akun penting yang tak lain karena untuk mendapatkan modal usaha jual pulsa. Dan ide berikutnya adalah membuat blog agar lebih berkembang dengan cara menambah subdomain dan membutuhkan banyak tim untuk mengelolanya.

Dua ide ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Ide pertama tantangannya adalah aku harus menjual akun google books. Jika berhasil setidaknya aku bisa mendapatkan modal 2 juta dan maksimal 4,5 juta jika semua akun terjual. Dan ide kedua, tentu ini adalah proyek jangka panjang yang harus dimulai dari diriku sendiri. Tantangannya aku harus bisa konsisten dan lebih giat lagi untuk menulis dari pada sebelumnya. Namun, jika berhasil finansialku terjamin dan rencana-rencana selanjutnya pun akan berjalan. Ya. Aku mempunyai rencana yang mungkin tak pernah orang lain duga sebelumnya. Aku tidak akan mengatakannya sebelum aku berhasil mencapainya. Atau mungkin ... biarlah waktu yang akan menjawabnya.

Ah ... aku teringat hari ini adalah hari libur. Penantian panjang yang selama ini kunantikan penuh harap belum juga menampakkan tanda-tanda kehadirannya. Sebenarnya aku tak peduli apakah hari ini adalah holiday atau bukan, karena aku memang sedang libur panjang ... aku cuti kuliah tanpa izin, jadwal registrasi ulang bulan lalu tak kuhiraukan karena memang aku belum punya uang untuk membayarnya. Bolos adalah pilihan yang menurutku paling tepat. Selain aku bebas, aku juga bisa berkarya tanpa batas mencoba sesuatu yang walaupun belum belum jelas kepastian hasilnya.

Banyak orang yang bingung dengan jalan pikiranku. Entah karena mereka belum tahu atau memang pikirannya belum sampai ke situ. Sebagai mereka mendukung dan sebagiannya lagi mengkhawatirkanku bahkan ada yang mencoba menghentikan ide ini.

Ah ... Namanya dunia, kalau tak ada tantangannya tentu kurang greget rasanya.

Kuambil Hp yang tergeletak di atas tikar, dan mulai kuketikkan kata demi kata untuk mencurahkan segala keluh kesah ini.