masnasih.com - Hidup di dunia ini adalah merupakan ladang untuk beramal dan menanam benih-benih kebaikan yang nantinya akan kita panen hasilnya di akhirat. Dalam menanam benih ini tentu prosesnya tak semulus yang kita harapkan. Jika kita berpikir semuanya akan baik-baik saja dan lancar tanpa kendala serta nyaman, maka yang terjadi tidak seperti itu. Kita harus mendapatkan berbagai macam halangan dan rintangan dalam melakukan proses penanaman benih ini, misalnya lupa membawa benihnya, benihnya tumpah dijalan, benihnya tidak sesuai dengan standar umumnya, benihnya hilang dsb.

Lalu kita akan mencoba untuk tidak gegabah dengan cara menjaga benih itu dengan penjagaan yang ekstra, dan saat membeli / membuat benih itu juga penuh kehati-hatian agar hasilnya tetap sesuai dengan standar umumnya, atau bahkan kualitasnya lebih baik.

Dalam kehidupan ini juga penuh dengan teka-teki yang harus dipecahkan. Terkadang kita harus mendapatkan teka-teki yang begitu rumit sehingga kita terhalang untuk melanjutkan teka-teki berikutnya menuju kemenangan.

Hidup penuh dengan rintangan. Setiap rintangan memiliki kadar yang berbeda. Orang yang kuat akan diberi rintangan yang sesuai dengan kekuatannya, semakin kuat seseorang semakin besar pula rintangannya. Semua itu tetap dalam standar rintangan yang sesuai dengan porsinya masing-masing.

Namun memang ada saat-saat dimana kita harus merasakan begitu berat rintangan yang harus kita hadapi. Bahkan kita pun merasa ah ... itu sudah di luar batas kewajaran. Jika kekuatan yang kita miliki mempunyai kadar 100 maka rintangan itu memiliki kadar 101 atau lebih tinggi lagi. Di saat itulah kita dituntut untuk mengingat Tuhan Sang Pencipta. Pasrah dan bergantung sepenuhnya pada Allah SWT.

Memang jika kita mengandalkan diri kita sendiri untuk mengatasi rintangan itu akan kalah, maka jika kita pasrahkan kepada Allah SWT. maka akan menghasilkan energi yang jauh lebih besar dan melampaui kadar rintangan yang harus dihadapi.

Memang kita itu sebenarnya tidak punya daya apapun. Kita hanya diberi pertolongan yang tak seberapa besarnya, lalu selanjutnya kita harus bergantung pada Tuhan untuk mendapatkan pertolongan yang lebih banyak untuk tetap hidup aman dalam naunganNya dan bisa dengan tenang menanam benih kebaikan untuk bekal di hari kemudian.

Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah