masnasih.com - Pernahkah kau merasa kebaikanmu telah di ujung puncak, namun perasaanmu justru terpuruk?

Pernahkah kau merasa jenuh dengan kebaikan yang telah kau lakukan, sehingga kau ingin mencoba sesuatu yang kau jauhi sebelumnya?

Pernahkah kau merasa kebaikanmu tak dihargai, lalu kau ingin berhenti menjadi orang baik?

Saat-saat itulah cahayamu pudar, pancaran sinarmu redup karena hatimu tak cukup kuat untuk membackup energi yang begitu kuat.

Terkadang kita memang tidak bisa lepas dari posisi seperti ini. Posisi yang membuat kita jauh dari Tuhan, posisi yang membuat kita jauh dari kerumunan orang, posisi yang begitu tidak menguntungkan.

Kau merasa bahwa dirimu yang sekarang adalah bukan dirimu, tetapi seperti dirimu yang lain, atau dirimu yang digerakkan oleh energi lain yang bukan merupakan keinginanmu sendiri.

Hatimu berdebat dengan hatimu sendiri. Ada konflik dalam batin, terkadang menyisakan luka, atau bahkan semakin memperkeruh keadaan.

Itulah redupnya cahaya bulan di malam purnama. Tak ada yang bisa menolak jika hal ini telah terjadi. Yang terpenting pikiran kita tidak terkontaminasi oleh racun-racun yang telah merasuk batin. Itu adalah kunci utama untuk keluar dari kegelapan tersebut.

Cahaya hati yang telah redup bisa kita hidupkan dengan mengingat Tuhan. Jangan percaya pada cerita-cerita mistis yang tak jarang menyesatkan pikiran. Cerita-cerita dari tangan-tangan iblis yang tak pernah bertanggung jawab.

Tanamkan dalam hati Tuhan dalam hati. Apapun yang telah terjadi biarkan berlalu. Boleh disesali tetapi segeralah lakukan kebaikan untuk menawarkan rasa pahit yang tercipta.

Basuh muka dengan air, tenangkan pikiran, berhentikan segala aktivitas, beristirahatlah walaupun tidak tidur. Kau perlu menyadari bahwa apa yang telah kau lakukan, apa yang telah kau perbuat, apa yang telah terjadi, semua hal yang tidak baik terjadi karena kau lelah. Lelah membuat fungsi tubuhmu menjadi tidak stabil. Otak yang seharusnya bisa untuk berpikir, menjadi lambat atau bahkan berhenti berpikir seketika karena lelah. Otot yang seharusnya bisa kau gunakan untuk hal positif, kau tak bisa mengendalikannya.

Bisa dikatakan kelelahan bisa menjadikan iblis semena-mena mengendalikan tubuhmu. Melalui bisikan dari dalam hati ia tanamkan, sehingga otakpun bekerja sesuai dengan bisikan itu, dan organ tubuhmu juga bergerak sesuai dengan instruksi otak yang sudah tidak bisa berpikir jernih.

Adanya malam dan siang adalah sebuah rahmat Tuhan yang patut kita syukuri. Siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat. Waktu bekerja cukup panjang dan waktu beristirahat juga cukup panjang. Semuanya sudah tertata rapi, yang jika kita lakukan dengan semestinya akan menjadi sebuah keseimbangan dan proses kehidupan yang seimbang dan sehat.

Jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan hal yang memaksa otak mu untuk terus bekerja, jangan pula memaksakan diri untuk memporsir tubuhmu untuk terus beraktivitas. Kita tak tahu kapan otak kita akan berhenti berpikir, dan kita tak tahu kapan tubuh kita berhenti beraktivitas, yang jelas otak dan tubuh memiliki batas maksimal untuk bekerja. Dan jika kau tetap memaksakan untuk menjalankannya, tak menutup kemungkinan peredupan cahayalah yang akan terjadi. Hidup merasa tak berarti, jenuh pada kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukan.

Berlakulah adil untuk dirimu sendiri. Kau tak bisa memaksakan dirimu untuk menjadi seperti yang kau mau, yang sebenarnya justru menghancurkan angan-anganmu itu. Namun jika semua telah terjadi, jangan pernah diungkit-ungkit lagi. Kau boleh menyesal, bertaubat, dan tenangkan dirimu, ambil secangkir teh hangat, rasakan setiap seruputan dan hirup aroma wanginya. Tarik napas dalam-dalam ... dan lepaskan pelan-pelan.

Kau harus yakin, bahwa semua telah baik-baik saja, kembali seperti sedia kala. Tanamkan sikap optimis, berpikir positif, munculkan impian yang pernah kau tanamkan dalam hati. Lalu hadirkanlah Tuhan di hatimu, dan malaikat-malaikat-Nya di sisimu. Dan katakan pada musuh-musuhmu, hai musuhku, apakah kau cukup berani untuk berhadapan denganku?

Banggalah pada keyakinanmu, kau punya Tuhan yang selalu ada di hatimu, kau punya malaikat-malaikat yang selalu menjagamu. Dan saat kau merasa musuhmu cukup dekat, pasrahkan semuanya pada Tuhanmu dan biarkan malaikat-malaikat yang akan menghadang musuhmu.