masnasih.com - Ketika semua orang masih tertidur lelap di pagi hari, aku sudah menghabiskan semangkok mie instan dan segelas air segar. Ketika semua orang sedang asik dengan mimpinya, aku sudah mengetikkan kata-kata yang bermakna. Ketika semua orang sedang bergulat dengan selimutnya, aku sudah memanfaatkan otakku untuk hal-hal positif. Inilah rezeki yang datang kepadaku pagi ini.

Kita tak pernah menyadari bahwa rezeki datang dengan bentuk yang bermacam-macam. Ada rezeki yang berbentuk nyata seperti harta, anak, dan istri; dan rezeki yang tak kasat mata, seperti ketenangan hati, cinta, keimanan, kedamaian. Seringkali kita hanya mengukur rezeki dari segi materiil saja padahal rezeki non materiil yang kita dapatkan mungkin jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang materiil.

Harta yang banyak tak akan membuat hidup kita bahagia manakala kita tak merasa cukup. Hidup selalu dikejar-kejar oleh nafsu yang menginginkan lebih dan lebih. Pikiran menjadi selalu kurang dan kurang.

Keluarga tak akan membuat kita bahagia manakala tak ada cinta di dalamnya. Hidupnya penuh dengan kebencian satu sama lain. Iri-irian dengan apa yang dimiliki orang lain. Perkelahian karena harta warisan.

Rezeki ketenangan batin jauh lebih berharga dibandingkan sekedar harta dan keluarga. Ketenangan batin dan keluarga yang penuh cinta tentunya jauh lebih berharga. Namun, kita tak pernah tahu apa saja rezeki yang akan kita dapatkan, dan kapan rezeki itu akan kehabisan kuotanya.

Tuhan tidak akan mengambil nyawa seseorang manakala rezekinya belum sempurna. Setiap orang memiliki jatah rezeki masing-masing. Maka meminta dilancarkan rezekinya, atau diberi rezeki lebih sama artinya kita meminta Tuhan segera menyempurnakan jatah rezeki kita. Dan setelah sempurna berarti kita harus meninggalkan dunia. Kita memang berhak untuk meminta, tetapi takdir tak akan pernah sedikitpun merubah posisinya, karena takdir adalah hak prerogatif Tuhan, dan ada semenjak kita dalam kandungan ibu tercinta.

Menilik ke masa sekarang, tak sedikit orang atau bahkan hampir semua orang memandang rezeki adalah dari segi materi. Kita yang juga bagian dari mereka pun memandang hal yang sama seperti yang mereka pahami. Tak heran kita justru terjerumus pada lingkaran setan yang tak ada ujungnya. Kita selalu mengejar-ngejar harta yang kita yakini bisa menyelesaikan segala permasalahan dunia termasuk memberi rasa tenang, pengobat rasa sakit yang mendalam. Tetapi ternyata tidak. Kita justru tak pernah mendapatkan ketenangan yang kita harapkan. Kita justru berputar-putar tanpa tau arah sesekali jatuh tersungkur babak belur sebelum semua yang kita harapkan tercapai.

Rezeki yang seharusnya didefinisikan sebagai sesuatu yang pasti didapatkan, sesuatu yang sangat sederhana, sesuatu yang bisa kita dapatkan cuma-cuma bahkan tanpa kerja sekalipun, sesuatu yang menjamin hidup kita; sekarang justru dimaknai sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan sampai darah penghabisan, sesuatu yang harus diperjuangkan dengan seluruh jiwa dan raga, sesuatu yang harus diperjuangkan dengan mengorbankan kebahagiaan, sesuatu yang penuh dengan duri, sesuatu yang harus dikejar dengan berlari, bahkan sesuatu yang bisa membuat kita mati saat mendapatkannya.

Sadarkah, bahwa kita telah salah mengartikan apa arti sebuah rezeki?

Rezeki yang lain yang perlu kita sadari selanjutnya adalah organ tubuh kita miliki sekarang. Jika kita masih hidup, maka artinya rezeki itu masih mengalir. Kita hitung dari yang terlihat, kita punya mata, hidung, telinga, mulut, dan kulit; itu adalah bagian dari rezeki yang tak bisa kita lupakan begitu saja. Andaikan salah satu darinya mengalami gangguan, maka hidup kita tidak akan nyaman.

Ini masih berbicara tentang sesuatu yang terlihat dan bisa kita lihat. Belum lagi jika kita membicarakan hal organ-organ dalam yang itu semua adalah bagian dari penggerak-penggerak 5 indera kita yang terlihat. Tentu seharusnya kita merasa bahagia di dunia karena semua itu adalah bagian dari bentuk rezeki yang mempunyai nilai kenikmatan yang tiada tara.

Maka yang pertama dan yang paling utama, yang harus kita lakukan adalah men-syukuri semua nikmat dan rezeki dan rezeki yang telah kita dapatkan dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil 'Alamin, puji syukur tahmid pada Allah SWT.