Logikanya, berlatih akan semakin membuat kemampuan terasah. Diibaratkan sebuah pisau akan tetap tajam jika terus diasah. Sebaliknya, pisau yang tak pernah diasah akan menjadi tumpul dan berkarat. Itulah seharusnya logika yang masuk akal. Namun tak demikian dengan pikiran saya waktu itu. Pikiran saya justru takut berlatih karena dalam benak saya, berlatih hanya akan membuat tubuh capek sebelum terjun di medan perang. 

Bisa dikatakan pikiran saya sangat kacau saat itu, sampai-sampai saya tidak sadar kalau logika saya sudah hilang. Bagaimana tidak, masak mau menulis karya ilmiah, tapi takut membuat tulisan sekalipun hanya curhatan. 

Biar lebih jelas, saya kasih studi kasusnya. Jadi, posisi saya punya blog. Dan di saat bersamaan, saya juga sedang berencana membuat skripsi. Logikanya, kalau saya menulis di blog itu secara tidak langsung juga mengasah kemampuan menulis saya dan membantu melancarkan dalam pengerjaan skirpsi kan?

Tapi anehnya saya justru berpikir sebaliknya, takut menulis di blog karena khawatir kalo nanti penulisan skripsinya terganggu. Ya agak aneh sih, masak pikiran ini takut kalo menulis di blog nanti malah bikin pusing. Bisa diibaratkan juga kayak orang atlet lari, tapi takut latihan lari karena khawatir nanti pas lomba udah capek dulu. 

Gimana? Aneh nggak? Harusnya kan kalo mau lomba lari ya emang harus latihan terus kan, tiap hari. Dan justru semakin banyak berlatih semakin siap pula fisik dan mental kita. 

Tak habis pikir dan merasa tolol aja...