masnasih.com - Mimpi adalah bunga tidur memang sulit untuk dirangkai karena ia akan berjalan sesuai dengan takdir yang telah mengikat setiap insan. Namun, maksudku bukan itu. Mimpi yang kumaksud adalah mimpi di kala aku sadar, aku tidak tidur, dan aku sedang berpikir merencanakan masa depan yang gemilang atau yang sering disebut dengan impian.

Memang sulit merangkai sebuah impian karena impian adalah masa depan yang masih dalam angan-angan, sedangkan kita? masih berada di masa lalu jauh sebelum impian itu benar-benar hadir, atau justru menyisakan kenangan pahit masa lalu.

Impian adalah sesuatu yang masih semu. Ia hanya ada dalam pikiran, harus diwujudkan dengan kerja keras dan kegigihan si pemilik impian. Impian adalah hal yang mustahil, terbukti saat kita mengatakannya pada orang lain, mereka banyak yang tak percaya bahkan tak sedikit pula yang mengolok-olok kegilaan kita.

Tak ada yang salah. Semua benar, siapapun pemilik mimpi benar, mereka yang mengolok-olok pun benar, semua punya dasar sesuai dengan kapasitas pikiran masing-masing. Yang salah adalah ketika kita punya impian, namun tak pernah bergerak berproses mencapai impian tersebut. Tak lain halnya mereka pecandu obat-obatan dan para pemabuk yang menghayal dikala pesta.

Merangkai sebuah mimpi, artinya si pemilik mempunyai beban untuk berproses, dan melakukan segala hal untuk mencapai impian tersebut. Itu tak mudah. Orang lain tahu tak ada yang mau tahu, saat berproses dianggap stress, jika gagal orang lain akan tertawa terpingkal-pingkal seraya berkata, "Kau terlalu tinggi merangkai mimpimu, maka jangan heran jika sekarang kau ketiban tangga."

Raut muka orang senyap-senyap meninggalkan suara-suara derit yang menyakitkan hati pemilik impian. Hatipun bertanya, "Apakah benar?" Setan menjawab, "Ya, tentu saja." Seketika juga sang pemilik impian jatuh, tak bergeming, muncul sosok bayang-bayang putih bersih mendekati sang pemilik impian, lalu pergi membawa segenggam nyawa yang telah lama dinantikan.