masnasih.com - Jika ditanya, lebih bagus mana jam beker dengan smarphone dari segi fungsinya? Saya percaya semua orang akan menjawab smartphone. Namun, pada kenyataannya saya tak yakin smartphone lebih bagus daripada jam beker secara manfaat. Teknologi secanggih apapun tak akan ada manfaatnya manakala yang punya tak bisa mengoperasikannya. Teknologi canggih akan merugikan manakala si pengguna menyalahgunakannya. Teknologi canggih akan menjadi rongsokan jika telah habis masa pakainya.

Berkembangnya zaman teknologi memang selalu mengalami perkembangan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Jika dulu jam beker adalah alat canggih yang bisa berfungsi sebagai alarm untuk mengingatkan jadwal tertentu, maka sekarang ada smartphone yang jauh lebih canggih, multifungsi termasuk sebagai alarm serta bisa menampilkan jadwalnya berupa teks. Jika dulu hanya bunyi kring saja, sekarang bisa diganti sesuai selera. Itulah perkembangan zaman yang patut kita syukuri.

Namun, karena kita adalah makhluk yang pelupa dan tak jarang berbuat salah, adanya kemajuan teknologi ini tak digunakan dengan semestinya. Teknologi hanya sebatas keren-kerenan, jaga image, mengikuti trend atau cuma ikut-ikutan agar tidak dianggap kampungan. Sedangkan di sisi lain kita mempunyai peluang yang sama, kita mempunyai banyak peluang yang biasa kita abaikan. Entah karena belum tahu atau tak mau tahu. Salah satu peluangnya adalah kita bisa gunakan smartphone sebagai alarm untuk hal-hal yang baik yang bisa kita mulai tambahkan dalam kehidupan kita sejak dini. Tak usah muluk-muluk. Cukup diawali dengan hal-hal sederhana yang sering kita lewatkan, misalnya bersyukur.

Ya. Kita sering lupa bersyukur. Terlalu sibuk dengan pikiran sendiri, hal kecil yang sebenarnya bisa membuat diri kita bahagia jusru terlewatkan begitu saja. Mulailah buat alarm-alarm di beberapa waktu yang menurutmu adalah waktu yang kira-kira tepat untuk bersyukur. Ya, sebenarnya waktu bersyukur itu bisa kapan saja, dan saya yakin, kamu pun setiap hari bersyukur adalah pekerjaan yang sudah mendarah daging dan secara otomatis akan muncul saat dirimu merasa ada sesuatu yang patut disyukuri. Tetapi saya tak yakin juga, apakah kamu sudah bersyukur atas hal-hal sederhana lainnya atau belum. Saya percaya kamu banyak melewatkan hal sederhana tersebut.

Maka, membuat alarm bersyukur adalah cara sederhana untuk memanfaatkan teknologi serta merefleksikan diri. Kita bisa men-setting alarm di saat-saat tertentu, Misalnya di pagi hari setelah bangun tidur. Dikira-kira saja jam berapa kamu biasa bangun tidur, dan set alarm di jam tersebut. Lebih bagusnya lagi jika digabung dengan alarm bangun tidurnya. Untuk waktu yang lain kamu bisa ambil jeda waktu yang seimbang. Misal kamu akan menjadwal alarm sehari 5 kali. Maka kamu bisa gunakan waktu sholat untuk men set alarm khusus untuk bersyukur. Kamu bisa mengaturnya sendiri sesuai dengan keinginanmu.

Jika biasanya kamu bersyukur secara otomatis, maka melalui alarm ini kamu harus merefleksikan diri, sedikit mengingat nikmat-nikmat yang telah kamu dapatkan dalam waktu dekat itu. Hal sederhana ini walaupun terlihat sederhana, namun jika dilakukan secara terus menerus secara tidak langsung akan mengurangi efek kelelahan, frustasi, stress, dan hal-hal negatif lainnya. Dengan melakukan hal sederhana itu hidup kita akan lebih damai dan penuh dengan ketenangan karena kita selalu mengingat nikmat-nikmat yang terus mengalir tanpa henti. Pikiran kita akan tetap sadar bahwa masalah tak ada bandingannya dengan nikmat yang mengalir begitu deras itu, masalah akan hanyut dan hilang ditelan riak air kebahagiaan.

Beginilah cara sederhana memanfaatkan sekaligus menikmati teknologi canggih. Jangan jadikan teknologi canggih justru membuatmu merugi, menjadikanmu semakin jauh dari Penciptamu, menjadikanmu semakin terjerumus ke dalam jurang kehancuran. Karena kita bisa memilih dan diberi pilihan mau bahagia atau sengsara? Bahagia identik dengan kebajikan, sengsara identik dengan kerusakan.