Sistem ekonomi sosialisme

masnasih.com - Dalam pendidikan ekonomi, ada istilah prinsip-prinsip dasar yang bermacam-macam. Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda. Negara sosialis menggunakan sistem ekonomi sosialis, negara pancasila seperti di Indonesia menganut sistem ekonomi campuran, dan negara barat menganut sistem ekonomi liberal. 

Artikel ini akan menjelaskan prinsip ekonomi sosialis.

Prinsip Dasar Pandangan Dunia (World View) Ekonomi Sosialis

Pengertian Sosialis

Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.

"Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari semuanya.

Sejarah Sistem Ekonomi Sosialis

Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.

Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebagai berikut:

Pemilikan Harta oleh Negara

Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.

Kesamaan Ekonomi

Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.

Gerakan politik sosialis mencakup beragam filsafat politik. Dikotomi inti dalam gerakan sosialis termasuk perbedaan antara reformisme dan sosialisme revolusioner dan antara sosialisme negara dan sosialisme libertarian.

Sosialisme negara menyerukan nasionalisasi alat-alat produksi sebagai strategi untuk menerapkan sosialisme, sementara sosialis libertarian umumnya menempatkan harapan mereka pada cara desentralisasi demokrasi langsung seperti serikat buruh, dan dewan pekerja datang dari sikap anti-otoriter umum.

Sosialisme demokratis menyoroti peran sentral proses demokrasi dan sistem politik dan biasanya kontras dengan gerakan politik non-demokratis yang mendukung sosialisme.

Sosialisme revolusioner adalah paham sosialis yang mengacu pada doktrin bahwa revolusi sosial diperlukan untuk mengubah masyarakat secara struktural. Paham ini menganggap bahwa revolusi merupakan sesuatu yang diperlukan untuk beralih dari kapitalisme ke sosialisme.

Sosial dan Teori Politik

Dalam konteks ini, sosialisme telah digunakan untuk merujuk kepada gerakan politik, filsafat politik dan bentuk hipotetis gerakan masyarakat yang bertujuan untuk suatu pencapaian.

Akibatnya, dalam konteks sosialisme politik, telah merujuk pada strategi (untuk mencapai masyarakat sosialis) atau kebijakan yang dipromosikan oleh organisasi sosialis dan partai politik sosialis; yang semuanya tidak memiliki hubungan ke sosialisme sebagai sistem sosial ekonomi.

Marxisme

Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan muncul dari keharusan sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang dan tidak berkelanjutan akibat dari meningkatnya kontradiksi internal yang muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan teknologi. Itu menjadi kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan hubungan sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi, dan kemudian mengarah ke kesadaran kelas pekerja.

Marx dan Engels berpandangan bahwa kesadaran orang-orang yang memperoleh upah atau gaji (kelas pekerja dalam arti Marxis luas) akan dibentuk oleh kondisi mereka yang menjadi budakan upah, yang mengarah ke kecenderungan untuk mencari kebebasan atau emansipasi mereka dengan menggulingkan kepemilikan alat-alat produksi oleh kapitalis, dan akibatnya, menggulingkan negara yang menjunjung tinggi tata ekonomi kapitalis ini. Bagi Marx dan Engels, kondisi ini menentukan kesadaran dan mengakhiri peran kelas kapitalis yang pada akhirnya mengarah ke masyarakat tanpa kelas di mana negara akan melenyap.

Bagi kaum Marxis ortodoks, sosialisme adalah tahap yang lebih rendah dari komunisme berdasarkan prinsip "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai kontribusinya“

Sementara komunisme tahap atas didasarkan pada prinsip "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai kebutuhannya.“, tahap atas menjadi mungkin hanya setelah tahap sosialis mengembangkan lebih lanjut efisiensi ekonomi dan otomatisasi produksi menyebabkan berlimpah-limpahnya barang dan jasa.

Sosialisme sebagai Ideologi

Secara ringkas, Sosialisme adalah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada individu lainnya tanpa memandang status.

Menurut salah satu penganut cabang Ideologi ini, Marxisme, terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial.

Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Semua aspek ekonomi dianggap sebagai milik bersama, tapi bukan berarti harus dimiliki secara sepanuhnya secara bersama, semua aspek ekonomi boleh dimiliki secara pribadi masing-masing, dengan syarat boleh digunakan secara Sosialis, mirip dengan gotong-royong sebenarnya.

Cabang Aliran Sosialisme

Anarkisme atau dieja anarkhisme adalah filsafat politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara atau sering didefinisikan sebagai lembaga sukarela yang mengatur diri sendiri. anarkisme juga menentang otoritas atau organisasi hierarkis dalam pelaksanaan hubungannya dengan manusia, sehingga tidak terbatas pada sistem negara saja.

Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx danFriedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi.

Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Untuk masa sekarang, ideologi ini telah berkembang dan dikenal dengan nama Marhaenisme Kekinian.

Ideologi ini dikembangkan dari pemikiran presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ajaran ini awalnya bermaksud mengangkat kehidupan rakyat/orang kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa.

Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosia, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialism dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.

Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern.

Sindikalisme adalah sebuah jenis sistem ekonomi yang dicetuskan sebagai pengganti kapitalisme dan alternatif bagi sosialisme negara dengan memanfaatkan federasi serikat dagang atau serikat industri kolektif. Sistem ini adalah suatu bentuk korporatisme ekonomi sosialis yang menyerukan penyatuan kepentingan berbagai unit non-kompetitif untuk merundingkan dan mengelola ekonomi.

Bagi para penganut sistem ini, serikat dagang adalah makna potensial untuk melawan aristokrasi ekonomi dan menjalankan masyarakat dengan adil demi kepentingan kaum mayoritas melalui demokrasi serikat.

Industri dalam sistem sindikalis akan dijalankan melalui konfederasi kooperatif dan bantuan timbal balik. Sindikat lokal akan berkomunikasi dengan sindikat lain melalui pertukaran buruh yang akan mengelola dan mentransfer komoditas.

Apa Sistem Ekonomi yang Dianut Indonesia Saat Ini?

Sejak berdirinya negara RI, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu yang telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Seperti Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai cita-cita tolong menolong adalah koperasi namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.

Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Menurut UUD 1945, sistem perekonomian Indonesia tercantum dalam pasal-pasal 23, 27, 33 & 34. Demokrasi Ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri positif yang di antaranya adalah (Suroso, 1993) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme).

Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi).

Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi).

Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak).

Serta Keadilan Sosial (persamaan / emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama-bukan kemakmuran orang-seorang).

Sistem ekonomi Indonesia saat ini adalah sistem demokrasi ekonomi yaitu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Sistem ekonomi ini memiliki landasan idiil Pancasila serta landasan konstitusional UUD 1945.

Ciri-Ciri Sistem Perekonomian Demokrasi Ekonomi

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

Cabang cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Hak milik peorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

Fakir miskin dan anak anak terlantar berhak memperoleh jaminan sosial.

Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia

Sistem ekonomi syariahatau Islam merupakan salah satu sistem ekonomi yang juga ada di Indonesia. Sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi Indonesia yang pada dasarnya bersumber dari syariat Islam. Dalam pelaksanaannya, sistem ekonomi syariah ini tidak begitu mengharapkan pada jumlah laba yang besar namun mengedepankan pada menghindari riba atau hal-hal tidak baik lainnya dalam perekonomian. Sistem ekonomi syariah di Indonesia berkembang sangat pesat dengan bukti nyata bahwa hampir seluruh bank di Indonesia memiliki program syariah bagi nasabahnya.

Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ini diatur sepenuhnya oleh suatu otoritas atau pemerintah, semua kegiatannya dari perencanaan sampai pengawasannya diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sehingga tidak memungkinkan untuk pihak-pihak lain untuk berkreasi atau merubah tatanan sistem yang sudah diberlakukan. Hal ini mematikan kreatifitas sehingga biasanya Negara yang menganut Sistem ekonomi komunis sistem ini tertinggal dari Negara lainnya.

Sistem ini adalah tahapan selanjutnya dari system ekonomi sosialis, persamaanya adalah seluruh pengawasan dan aturan bersumber dari pemerintah dan terpusat. Perbedaannya adalah di system berbasis komunis ini setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi. 

Semua unit bisnis dimiliki oleh pemerintah yang bertujuan untuk meminimalisir kesenjangan hidup antar individu. System ini sudah tidak banyak digunakan lagi bahkan cenderung ditinggalkan.
Baca Artikel Bisnis Lainnya